台灣留學是一場充滿挑戰與驚喜的旅程Bagi banyak mahasiswa asing seperti saya, belajar di Taiwan adalah perjalanan penuh

       大家好,我是蔡明偉,來自印尼,目前就讀於逢甲大學資訊工程學系。對於許多像我一樣的外國學生而言,來台灣留學是一場充滿挑戰與驚喜的旅程。今天,我想和大家分享我的留學故事,特別是作為資訊工程學生的學習與生活點滴。

       當我第一次來到台灣時雖然興奮,但心中還是有一些擔憂。我選擇來台灣留學的主要原因之一,是希望能夠在學習高等教育的同時學習中文,就像許多外籍學生所做的一樣。儘管我有中級程度的中文能力,但在台灣上課並不像我想像中那麼容易。幸運的是,在第一年,我參加了國際生大一不分系學士班 (PMP),這個課程為像我這樣的外籍學生提供了強化的中文訓練,讓我們為台灣的課程學習和日常生活做好準備。

       PMP 成為我學業道路上的重要基礎,使我能夠在四年內完成學業,按照「1+3」的學習模式進行:一年為 PMP 準備,接著的三年則專注於自己喜愛的科系。自高中以來,我就對寫程式很有興趣,因此選擇了在逢甲大學的資訊工程學系就讀。

       第二年開始,我正式進入資訊工程學系就讀。雖然在台灣已經學習了一年,但語言挑戰依然存在,每個專業都有各自的專業術語,有些詞彙甚至連標準的中文辭典裡都找不到。學期初,有些基礎內容我之前已經學過,但也有許多全新的概念。可以想像,在課堂上沒有朋友,對課程不完全理解,而且有時候難以聽懂老師的講解,是一種什麼樣的感受。

       幸運的是,逢甲大學的老師對外籍學生有很高的包容度,系上也在課後安排助教輔導,讓我們可以提問。此外,我還會尋找英文的學習資料,並利用 YouTube 和其他學習平台來補充知識。這些努力最終帶來了成果,讓我能夠順利跟上課程進度,並取得令人滿意的成績。

       我的學業成績也得到了肯定,我獲得了兩年全額獎學金及一年的半額獎學金。隨著時間的推移,我在課堂上也交到了朋友,這使我的學習經驗更加豐富。逢甲大學的資訊工程學系為學生提供了許多參加比賽的機會。在老師的悉心指導下,我甚至在蘋果公司舉辦的全國性比賽中獲得了三等獎的優秀成績,這對於外籍學生來說是一項值得驕傲的成就。

       作為一名外籍學生,我也有機會向台灣的師生介紹印尼文化,我曾受邀在以「教師工作坊:國際生怎麼教?」為主題的研討會中擔任演講者,向台灣的老師們介紹印尼文化,這是一個寶貴的經歷,不僅讓台灣老師更瞭解印尼學生的學習習慣,更開啟了與印尼學生的文化交流之路。

       此外,逢甲大學擁有許多可以讓學生發展興趣的社團。我積極參與了幾個社團,包括弦樂社,並擔任鋼琴組長,以及印尼學生會活動組組長。透過這些參與,不僅讓我能夠培養興趣,還獲得了寶貴的組織和領導經驗。

       當然,身為外籍學生,生活費用是一項挑戰,因此我在課餘時間做兼職工作來支持日常生活。幸運的是,在台灣,學生每週可以合法工作最多20小時。我曾在逢甲夜市的一家知名店鋪工作,這讓我有機會與台灣民眾互動,學習他們的服務文化,並迅速提升我的中文能力。

       在我的中文能力有所提升後,我加入了 NISA 教育部計畫辦公室擔任翻譯員。這份工作讓我協助台灣的印尼學生解決問題,透過 NISA 熱線傳達他們的困難,並向教育部轉達處理決策。這段經歷不僅拓展了我的視野,也增強了我跨文化的溝通能力。

       不用擔心來台灣留學,這裡的人們會熱心幫助你適應台灣的生活環境。只要專注於自己的主要目標——學習,並適當減少不必要的娛樂時間,按時畢業其實並不困難。記得當初選擇來台灣的初衷是為了求學,專注於這個目標,並全力以赴實現它!

 

Halo semuanya, saya William, berasal dari Indonesia, saat ini sedang menempuh studi di jurusan Teknik Informatika, Universitas Feng Chia. Bagi banyak mahasiswa asing seperti saya, belajar di Taiwan adalah perjalanan penuh tantangan dan kejutan. Hari ini, saya ingin berbagi kisah pengalaman kuliah saya, terutama tentang belajar dan kehidupan sebagai mahasiswa Teknik Informatika.

Ketika pertama kali tiba di Taiwan, meski merasa antusias, ada juga kekhawatiran di hati saya. Salah satu alasan utama saya memilih untuk kuliah di Taiwan adalah agar dapat menempuh pendidikan tinggi sambil belajar bahasa Mandarin, seperti yang dilakukan banyak mahasiswa asing lainnya. Walaupun saya memiliki kemampuan bahasa Mandarin tingkat menengah, menghadiri kelas di Taiwan ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Beruntung, pada tahun pertama saya mengikuti program PMP (Pre-Major Program), yang dirancang khusus untuk mahasiswa asing seperti saya. Program ini memberikan pelatihan intensif bahasa Mandarin agar kami siap menghadapi perkuliahan dan kehidupan sehari-hari di Taiwan.

PMP menjadi fondasi penting dalam perjalanan akademik saya, memungkinkan saya menyelesaikan studi dalam empat tahun melalui pola pembelajaran "1+3": satu tahun persiapan melalui PMP, kemudian tiga tahun fokus pada jurusan yang saya pilih. Sejak SMA, saya sudah memiliki minat dalam pemrograman, sehingga saya memilih untuk melanjutkan pendidikan di jurusan Teknik Informatika Universitas Feng Chia.

Memasuki tahun kedua, saya resmi menjadi mahasiswa Teknik Informatika. Meskipun sudah belajar di Taiwan selama setahun, tantangan bahasa tetap ada. Setiap jurusan memiliki terminologi khusus, dan beberapa istilah bahkan tidak dapat ditemukan di kamus standar bahasa Mandarin. Di awal semester, ada beberapa materi dasar yang pernah saya pelajari sebelumnya, tetapi juga banyak konsep baru yang harus saya pahami. Bisa dibayangkan, bagaimana rasanya menghadiri kelas tanpa teman, tidak sepenuhnya memahami pelajaran, dan terkadang sulit menangkap penjelasan dosen.

Beruntung, dosen di Universitas Feng Chia sangat memahami mahasiswa asing. Jurusan saya juga menyediakan asisten pengajar untuk mendukung kami setelah jam kuliah, sehingga kami bisa bertanya. Selain itu, saya mencari bahan pembelajaran dalam bahasa Inggris dan memanfaatkan platform seperti YouTube untuk menambah pengetahuan. Usaha ini membuahkan hasil, memungkinkan saya mengikuti materi kuliah dengan baik dan mendapatkan nilai yang memuaskan.

Prestasi akademik saya pun diakui. Saya berhasil mendapatkan beasiswa penuh selama dua tahun dan beasiswa parsial selama satu tahun. Seiring waktu, saya juga mulai memiliki teman di kelas, yang membuat pengalaman belajar saya semakin menyenangkan. Jurusan Teknik Informatika di Universitas Feng Chia menyediakan banyak kesempatan bagi mahasiswa untuk mengikuti kompetisi. Dengan bimbingan dosen, saya bahkan berhasil meraih juara ketiga dalam kompetisi nasional yang diselenggarakan oleh Apple, suatu pencapaian yang membanggakan bagi mahasiswa asing.

Sebagai mahasiswa asing, saya juga memiliki kesempatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada dosen dan mahasiswa di Taiwan. Saya pernah diundang menjadi pembicara dalam workshop bertema "Bagaimana Mengajar Mahasiswa Internasional?" untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada para guru di Taiwan. Pengalaman ini sangat berharga, tidak hanya membantu guru memahami kebiasaan belajar mahasiswa Indonesia, tetapi juga membuka jalan untuk pertukaran budaya antara Taiwan dan Indonesia.

Selain itu, Universitas Feng Chia memiliki banyak klub yang memungkinkan mahasiswa mengembangkan minat mereka. Saya aktif bergabung di beberapa klub, termasuk klub musik, di mana saya menjadi ketua kelompok piano, serta menjadi ketua divisi acara di Perhimpunan Mahasiswa Indonesia. Melalui partisipasi ini, saya tidak hanya dapat mengembangkan minat, tetapi juga memperoleh pengalaman berorganisasi dan kepemimpinan yang berharga.

Tentu saja, sebagai mahasiswa asing, biaya hidup menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, saya bekerja paruh waktu untuk mendukung kebutuhan sehari-hari. Untungnya, di Taiwan mahasiswa diizinkan bekerja hingga 20 jam per minggu. Saya pernah bekerja di sebuah toko terkenal di pasar malam Feng Chia, yang memberi saya kesempatan berinteraksi dengan masyarakat Taiwan, mempelajari budaya pelayanan mereka, dan meningkatkan kemampuan bahasa Mandarin saya dengan cepat.

Setelah kemampuan bahasa Mandarin saya meningkat, saya bergabung dengan kantor program NISA Kementerian Pendidikan sebagai penerjemah. Pekerjaan ini memungkinkan saya membantu mahasiswa Indonesia di Taiwan menyelesaikan masalah mereka, menyampaikan keluhan melalui hotline NISA, dan menghubungkan masalah tersebut kepada Kementerian untuk penanganan lebih lanjut. Pengalaman ini tidak hanya memperluas wawasan saya, tetapi juga meningkatkan kemampuan komunikasi lintas budaya saya.

Jangan khawatir untuk datang dan belajar di Taiwan. Orang-orang di sini akan dengan senang hati membantu Anda beradaptasi dengan lingkungan kehidupan di Taiwan. Fokuslah pada tujuan utama Anda, yaitu belajar, dan kurangi waktu untuk hiburan yang tidak perlu, maka menyelesaikan studi tepat waktu bukanlah hal yang sulit. Ingatlah, alasan Anda memilih Taiwan adalah untuk menuntut ilmu, jadi fokuslah pada tujuan itu dan berikan yang terbaik untuk mencapainya!